Ku biarkan angin sepoi menyapa pipi. Sesekali terasa nyaman bertemankan similir bayu senja yang bertiup lembut. Sambil menikmati kehijauan alam di tepi tasik yang permai. Sekilas mataku menatap mentari senja yang kian bersembunyi di kaki bukit. Perlahan2 ku hela nafasku yang terasa semakin sebak. Tanpa sedar, ada manik2 jernih yang menitis satu demi satu.
Kedamaian suasana senja di tepi tasik tak mampu memujuk lara hatiku. Ku leret jemariku mengusap titisan air mata yang semakin laju. Kepiluan yang menyelinap di perdu hati semakin merengkam di sanubari. Namun siapakah yang mampu mengerti sengsaranya sebuah hati ketika ini?
Andai alam mampu berbicara, damaikanlah hatiku walau hanya sebentar cuma. Andai pepohon mampu bercerita, lipur laralah jiwaku walau senyumku sekilas cuma. Yang pasti, aku hanya mampu bersendiri menghitung rindu dan sepi dalam resah yang tidak bertepi.
Saban waktu, hanya satu persoalan yang menghantui fikiranku sehingga merenggut ketenanganku. Kenapa aku tersingkir sedemikian rupa? Alangkah tegar hatinya melontar aku sehingga terhumban ke destinasi yang berbeda hinggakan aku tidak layak lagi untuk seiringan dengannya. Betapa hinanya aku di pandangan matanya. Begitu mudah baginya menyingkir diriku tanpa alasan yang mampu ku terima.
Bertahun aku menyanjungi dirinya. Bertahun ku pahat kenangan indah bersamanya. Bagiku, dia adalah INSAN YANG TERLALU ISTIMEWA. Bagaimana mungkin untuk ku kikis segala kenangan yang telah bertahun bermukim di hati..
Aku tahu kehadiranku kini tiada lagi erti. Ku sedar diriku tidak dihargai. Lantaran itu hatiku sering disakiti. Saban waktu hati ini dilukai. Namun rasa sayang tidak mampu ku tukar benci. Bagaimana mungkin harusku membenci andai di sudut hati aku masih merindui. Perasaan beginilah yang membuatku sengsara. Berendam air mata tiap saat dan ketika. Aku tidak mampu membenci dia. Walau sezarah tiada kalimah benci ku untuknya.
Berulangkali terfikir di benak akalku. Sampai bila harus ku begini sedangkan dia semakin jauh mengatur langkah kaki. Tidak sekilas pun dia mahu menoleh ke arah ku dengan rasa simpati. Sampai bila akan ku lalui hari2 yang menyiksa begini? Harapan yang ku bina bagaikan mengukir mimpi. Impianku bagai mengejar pelangi. Segala2nya suatu yang tidak pasti.
Namun, demi keikhlasan kasih sayangku selama ini, ku sandarkan rahmat kepada Ilahi. Moga dengan kudratNYA, sinar bahagia akan tetap menanti. Semoga dia akan terbuka hati untuk menerima ku kembali. Menerima diriku bagai sekuntum melati yang disiram setiap hari dengan kasih sejati untuk ku hidup subur dan ceria hingga ke akhir usiaku nanti.
~❤~Selamat Tinggal Kenangan~❤~
Remuk hatiku... longlai langkahku. Rasa sayu dan sendu berbaur menjadi satu di saat kalimah perpisahan kau ucapkan padaku. Namun, apalah dayaku. Walau hatiku retak seribu, walau dadaku seakan pecah menahan pilu.... kau tetap jua berlalu. Meninggalkan diriku termangu menahan sebak yg berkocak di dadaku.
~♡♥♡~Terlerai Kasih ~♡♥♡~
Semalam penuh kedukaan
Kukenal erti percintaan
Tewas akhirnya kesabaranku
Yang sering kupertahankan
Dengan linangan airmata
Terlucut jua genggaman tangan
Puas kucuba menahan
Langkahmu makin kedepan
( korus )
Pepatah pujangga pun turut berkata
Yang patah kan tumbuh penghujungnya
Tetapi hatiku tak dapat menerima
Yang datang tiada serupa
Biarlah kuhidup sendiri
Tak ingin aku mencari pengganti
Tiada terluntur kasihku ini
Walau hilang dari pandangan
Semalam penuh kedukaan
Kukenal erti percintaan
Tewas akhirnya kesabaranku
Yang sering kupertahankan
Dengan linangan airmata
Terlucut jua genggaman tangan
Puas kucuba menahan
Langkahmu makin kedepan
( korus )
Pepatah pujangga pun turut berkata
Yang patah kan tumbuh penghujungnya
Tetapi hatiku tak dapat menerima
Yang datang tiada serupa
Biarlah kuhidup sendiri
Tak ingin aku mencari pengganti
Tiada terluntur kasihku ini
Walau hilang dari pandangan
Sesungguhnya, tidak mampu ku tahan air mata yang berleretan dari lubuk kesedihan. Sukarnya ku leraikan sengsara yang tersangkut di ranting kenangan. Hari2 yang bakal ku lewati berlorongkan kesuraman. Ku tahu... air mataku tiada ertinya bagimu. Namun, hanya air mata yang mampu menjadi teman setiaku. Lara ini, duka ini... terpaksa ku tanggung sendiri. Akan ku biar diriku hanyut di dataran sepi. Bagaikan alam yg kehilangan pelangi.
Rasa benci yang menjalar di setiap rongga hatimu mengoyak hatiku yang masih diburu rasa kesal yang tidak bertepi. Bagaimana harus ku lewati hari2 yang memilukan ini. Tanpa sekelumit rasa benci, tanpa rasa dendam yang ku asuh dalam diri....
Bagaimana mungkin ku pujuk hati tatkala insan yg amat ku sanjungi melontar ku jauh ke tepi. Kasih sayang yang pernah bertamu di hati tidak akan sekali ku tukar benci kerana itu adalah janji. Janji yang memakan diriku sendiri. Dan natijahnya... aku akan terus membenci diriku sndiri.
~❤~Hati Bersenandung Duka~❤~
Di sebalik alur gembira yg menyalut wajah, ada keharuan yg melambai di dada. Ada kepedihan yg tidak tertanggung di dlm jiwa yg tersentuh hingga ke ufuk batinku. Tersepit di antara keinginan hati dan kerisauan fikiran. Tanpa sedar, ada manik putih menempias di pipi.Terpana aku seketika diruntun kebingungan yang berakar di perdu hati. Ku seru jiwa yg kekosongan. Sungguh.. aku sengsara dengan kebisuan ini.
Bagaikan merempuh kesuraman malam... Bisa angin dingin yg terus menggigit sehingga mengoyakkan kesabaranku. Namun, tatkala melewati saat-saat memilukan ini, apakah pilihan yang ku miliki. Melainkan hanya akur dalam gementar resah dan kemelut harapan sedangkan dadaku seolah-olah akan pecah menampung pertanyaan.
Mengapa dia enggan mengerti. Mengapa dia terus menyepi. Mengapa aku disiksa begini. Pertanyaan demi pertanyaan semakin menyesak urat nadiku. Akalku semakin buntu. Kalamku semakin kelu. Kalimah-kalimah bicara pilu menjadi nyanyian bisu dan kaku.
Perjalanan hidup ini tidak seindah yang diimpikan. Tidak semudah yang di jangkakan. Seringkali yang mendatang sesuatu yang tidak diundang sedangkan hati sering mengharapkan mentari bersinar terang tapi akhirnya hujan yang bertandang. Namun, dengan langkah longlai, perjalanan akan diteruskan meniti batas-batas waktu yang masih berlum berhenti dan terus mencoret lembaran2 kehidupan.
Tatkala meniti perjalanan inilah, seringkali diri terperangkap dalam persimpangan perasaan. Antara MAAF dan DENDAM, antara SAYANG dan BENCI, antara RINDU dan SAKIT HATI. Yang pasti, ketenangan jiwa jadi taruhan. Tercalarlah kesetiaan. Bersenandunglah hati dalam tangisan. Sedangkan yang ku harap hanyalah setitis PENGHARGAAN.
Ya Allah, andai dia bukan ditakdirkan untukku,
Redhakan lah hatiku untuk melepaskan dia
demi cintaku kepadaMu
Berikan aku sekeping hati yang kuat untuk memerangi nafsuku
Cekalkan akal fikiranku untuk menghadapi kehilangannya
Peliharalah diriku dari rasa kecewa,
Berilah aku kekuatan meski pun tanpa dirinya
Ya Rahim, kurniakan aku rasa cinta kepadaMu
yang melebihi rasa cinta kepada hambaMu
Penuhi hatiku dengan rinduku kepadaMu
Berikan aku petunjukmu dalam kekusutan ini Ya Hakim
Sesungguhnya...
Aku yakin dengan ketentuanMu
Engkau telah merencanakan yang terbaik buat diriku....
Redhakan lah hatiku untuk melepaskan dia
demi cintaku kepadaMu
Berikan aku sekeping hati yang kuat untuk memerangi nafsuku
Cekalkan akal fikiranku untuk menghadapi kehilangannya
Peliharalah diriku dari rasa kecewa,
Berilah aku kekuatan meski pun tanpa dirinya
Ya Rahim, kurniakan aku rasa cinta kepadaMu
yang melebihi rasa cinta kepada hambaMu
Penuhi hatiku dengan rinduku kepadaMu
Berikan aku petunjukmu dalam kekusutan ini Ya Hakim
Sesungguhnya...
Aku yakin dengan ketentuanMu
Engkau telah merencanakan yang terbaik buat diriku....
~❤~Berbicara Tentang Cinta~❤~
CINTA…setiap insan pasti akan merasa bagaimana indahnya perasaan apabila dilamun cinta. Cinta adalah rasa kasih sayang antara dua hati yang punya perasaan ingin memiliki. Cinta tidak boleh dipaksa-paksa. Kita juga tak boleh memaksa insan yang kita cinta itu punya perasaan yang sama seperti yang kita rasa.
Kadang kala walau sekuat mana kita mahu menafikan, semakin kuat lagi cinta itu muncul di hati kita. Ada tikanya cinta hadir tak diduga dan hadir pada tempat yang tak sepatutnya. Cinta yang hadir secara tiba-tiba mampu mengubah takdir kita. Cinta itu hadir dengan izin Allah…dia yang mengatur perjalanan kita dan mengatur segalanya tentang hati kita. Namun, bercintalah dengan cara yang benar dan salurlah rasa sayang itu dengan sebaik cara yang disarankan agama bukan kerana nafsu semata-mata.
No comments:
Post a Comment